![]() |
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin saat memimpin rakor penanganan yatim piatu korban Covid di Jateng.Foto: Sindikasi Media/Humas Provinsi Jateng |
Sindikasi Media, Semarang- Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin pimpin pelaksanaan pemantauan dan penanganan anak yatim piatu korban Covid di Jateng.
Penanganan anak yatim piatu, diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Tengah dilakukan untuk menjamin pendidikan anak yang orang tuanya meninggal akibat pendemi Covid.
Diharapkan bisa mendapat jaminan pendidikan dan kehidupan, ungkap Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, pemerintah provinsi Jateng melakukan pendatan hingga dengan melibatkan pemerintah kota dan kabupaten.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin bersama tim turun langsung guna lakukan monitoring peta penanganan anak yatim piatu di Jateng.
Pemantauan dilakukan Wakin Gubernur Jateng Taj Yasin, yakni
dalam hal penanganan pendidikan bagi anak yang dipaksa jadi yatim piatu lantaran
kehilangan orang tua pada saat pendemi Covid.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin menjelaskan Pemerintah
Provinsi Jateng telah memetakan penanganan terhadap anak-anak yatim, piatu, dan
yatim piatu yang orangtuanya meninggal karena Covid-19.
Termasuk, urai Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin, rencana aksi
jangka panjang bidang pendidikan bagi anak usia sekolah supaya tetap dapat
melanjutkan pendidikan.
"Untuk rencana aksi jangka pendek sudah dilakukan,
tinggal pelaksanaan rencana aksi jangka panjang. Ini menjadi pekerjaan rumah
kita bersama,” ungkap Wakil Gubernur Jateng, dalam rilisnya Kamis 24 Maret 2022.
“Tuntutan Undang-Undang tentang Wajib Belajar 12 Tahun
menjadi tanggungjawab kita bersama," tambah Wakil Gubernur Jawa Tengah,
Taj Yasin.
Taj Yasin menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
bersama pemerintah kabupaten dan kota, serta lembaga terkait lain sudah
memetakan penanganan pendidikan bagi anak-anak yatim piatu akibat Covid-19.
Termasuk anak-anak yang berminat melanjutkan pendidikan ke
pondok pesantren maupun ke lembaga pendidikan formal hingga tingkat SMA
sederajat di 35 kabupaten-kota di Jateng.
"Sudah kita petakan, yang ingin melanjutkan ke pondok
pesantren kita serahkan ke Baznas, kemudian yang putus sekolah sudah diskusikan
dengan Dinas Pendidikan Jateng, terutama yang berusia SMA atau SMK," kata
Gus Yasin, dalam saat memberi sambutan rakor asesmen anak yatim piatu yang
orangtuanya meninggal karena Covid-19, di Kantor Gubernur Jateng.
Selain itu, untuk anak yang butuh pelatihan kerja, Pemprov
Jateng memberikan pelatihan kerja dengan menggandeng Badan Amil Zakat Nasional
(Baznas), Dinas Tenaga Kerja, serta instansi terkait lainnya.
Sehingga anak yatim piatu di Jawa Tengah bisa kembali
bangkit dan mereka akan mendapatkan keterampilan untuk bekal bekerja.
Dalam kesempatan tersebut, Taj Yasin berterimakasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penanganan anak yatim piatu akibat pandemi
Covid-19.
Di antaranya Universitas Diponegoro, Baznas, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, Polda Jateng, organisasi masyarakat, serta semua
organisasi perangkat daerah (OPD) di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota
yang telah terlibat dan berbagai bantuan kepada anak-anak yatim piatu akibat
Covid-19.
"Persoalan ini bukan hanya BP32AKB yang menanganinya,
karena penanganan anak yatim piatu yang orangtuanya meninggal akibat Covid-19
ada unsur pendidikan, sosial, keberlangsungan pekerjaan, dan sebagainya,” urai
Gus Yasin.
“Sehingga diharapkan semua dapat bekerjasama, jangan sampai
kita lempar-lemparan kita harus bersama-sama," pinta Taj Yasin.Fwp/Sindikasi Media
0 comments: